Pasar komoditi adalah salah satu pasar tertua di dunia di mana pada pasar, seluruh barang-barang komoditas diperdagangkan. Salah satu cabang ilmu analisis teknikal pun berkembang dari perdagangan beras di Jepang, yaitu analisa teknikal candlestick.
Pasar perdagangan berjangka komoditi menggolongkan jenis komoditi ke dalam dua golongan, yaitu soft-commodity, komoditas yang berupa produk agrikultur seperti gandum, jagung, kopi, CPO (crude palm oil), coklat, gula dan hard commodity, komoditas yang berupa produk pertambangan seperti besi, nikel, emas, perak, platinum.
Kontrak futures pertama
Jika berbicara tentang pasar perdagangan berjangka komoditi pertama di dunia yang sudah terstruktur maka CBOE (Chicago Board of Trade) muncul sebagai pasar perdagangan berjangka pertama yang berdiri pada tahun 1864. Pada saat itu kontrak perdagangan dilakukan oleh petani gandum, secara teknis petani gandum dan pembeli gandum akan melakukan perjanjian kontrak yang sedikit banyak berkata bahwa petani gandum akan mengantarkan hasil panennya sebanyak (contoh) 1,000 gantang.
Petani gandum dan pembeli gandum akan menandatangani kontrak dan menyetujui nilai beli/jual gandum, setelah itu pada jangka waktu yang sudah ditentukan oleh kontrak maka petani gandum akan membawa hasil panennya dan dibayar sesuai kontrak.
Mengapa petani memilih untuk menjual gandumnya dengan futures?
Pertanyaan ini merupakan dasar dari mengapa kontrak futures muncul, pada masa itu hasil panen bisa beragam dan jika terjadi panen raya atau tiba-tiba terjadi politik permainan harga oleh pembeli maka petani tidak dapat berbuat banyak selain menerima penawaran harga yang sangat rendah. Tentunya hal ini sangatlah merugikan petani dan menguntungkan pembeli.
Dengan adanya kontrak, hal ini menjamin harga gandum yang dijual oleh petani tidak terkena penurunan harga yang sangat drastis. Dilihat dari sisi pembeli, kontrak inipun tidak merugikan karena jika terjadi kenaikan harga gandum yang sangat tinggi maka pembeli dapat terlindungi dari kenaikan harga itu.
Produk derivatif
Sesungguhnya jika ditelisik lebih jauh, maka perdagangan derivatif pertama bukanlah yang ada di pasar Jepang maupun pasar Amerika, namun perdagangan yang sempat mengguncang perekonomian dunia pada masa keemasan Belanda. Pada masa itu terjadi peristiwa yang dinamakan tulip mania, di mana sebuah bunga tulip dijadikan acuan dalam kontrak perdagangan. Kenaikan harga tulip yang sangat tinggi menyebabkan banyak kontrak yang diperdagangankan, akan tetapi kenaikan itu tidak bertahan lama dan dengan seketika menyapu bersih kekayaan kaum borjuis dan juga ekonomi dari Belanda pada saat itu.
Banyak penulis yang mengatakan bahwa kontrak spekulasi muncul pertama kali pada jaman itu dan merupakan jaman yang penuh dengan keserakahan akibat spekulasi.
Risiko perdagangan berjangka komoditi
Sebagai seorang trader yang ingin terjun ke perdagangan berjangka komoditi tentunya membaca cerita tentang kontrak perdagangan tulip, trader dapat memahami bahwa pasar futures memiliki risiko yang sangat tinggi dan juga reward yang sangat tinggi bagi para spekulan. Bagi para spekulan yang sudah masuk pada awal kenaikan harga tulip dan menjualnya pada harga puncak, tentunya hal itu merupakan kabar gembira. Akan tetapi bagi spekulan yang masuk pada tahap di mana harga merupakan harga tertinggi dan tiba-tiba terjun bebas, hal itu merupakan sebuah malapetaka.
Terlalu banyak cerita di berbagai macam pasar yang menakutkan di mana para trader yang pemula masuk ke pasar kemudian tidak lama kemudian keluar dalam keadaan kehilangan seluruh harta miliknya. Maka bagi trader yang benar-benar ingin memasuki pasar perdagangan berjangka komoditi disarankan untuk benar-benar berhati-hati.
Kontrak perdagangan pada pasar berjangka hanya mewajibkan pembeli kontrak menyetorkan dana 5-10% dari nilai kontraknya. Misalkan harga minyak sebesar $30 maka nilai 1 kontrak (1,000 barel) akan bernilai 10% x $30 x 1,000 = $3,000 (catatan: persentase dari nilai kontrak akan ditentukan oleh broker yang dipilih). Hanya dengan dana $3,000 trader dapat mengendalikan kontrak minyak senilai $30,000. Banyak trader yang lengah karena nilai kontrak ini yang mengakibatkan kerugian besar ketika kontrak telah bergerak sampai titik di mana kerugian mencapai $3,000. Saat kerugian mendekati $3,000 maka broker akan melakukan penjualan paksa.
Index perdagangan berjangka
Sebagai trader, ada beberapa index yang diikuti oleh pasar internasional. Index ini disusun dari berbagai macam kombinasi instrumen keuangan yang digunakan untuk mengestimasi trend yang sedang berlangsung di dalam pasar. Contoh index yang banyak diikuti:
Pasar perdagangan berjangka komoditi manakah yang terbaik untuk diperdagangkan?
Banyak pilihan bagi trader dan semakin banyak pilihan maka semakin sulit untuk menentukan pasar manakah yang cocok untuk ditradingkan. Untuk menjawab pertanyaan ini, maka trader disarankan untuk melakukan demo trading terlebih dahulu pada masing-masing instrumen yang tersedia. Umumnya broker akan menyediakan hampir seluruh instrumen komoditi sehingga tidak perlu berpindah-pindah broker untuk mengetes seluruh instrument komoditi.
Sebagai acuan, umumnya pada pasar komoditi, pasar yang paling aktif adalah pasar perdagangan emas, perak, kemudian minyak.
Setelah menentukan pasar yang diinginkan, kunci untuk memperoleh profit pada pasar komoditi salah satunya adalah memiliki sumber berita dan mengetahui Negara yang paling banyak menggunakan komoditi yang diperdagangankan.
Misalkan untuk menganalisa harga emas, maka trader akan memperhatikan nilai perdagangan pengkonsumsi terbesarnya yaitu India dan China. Sedangkan untuk pasar minyak trader akan memantau Negara-negara yang terlibat di dalam OPEC, Rusia, China dan Amerika Serikat. Kembali kepada prinsip ekonomi yang paling dasar, barang komoditas jumlahnya terbatas dan semakin sedikit jumlah komoditas yang diproduksi serta jumlah permintaan yang meningkat akan menyebabkan harga naik.
Catatan tambahan:
Pasar perdagangan berjangka memiliki tingkat volume yang terbatas dan jika volume menipis akan menyebabkan spread bid dan ask dari harga komoditi yang diperdagangan melebar sehingga tidak cocok untuk dilakukan transaksi jangka pendek.
Trader yang ingin melakukan transaksi jangka pendek seperti day trading disarankan untuk memilih instrumen yang memiliki jumlah volume perdagangan yang cukup untuk terhindar dari peristiwa tidak dapat menjual posisinya.
Pasar komoditi adalah salah satu pasar tertua di dunia di mana pada pasar, seluruh barang-barang komoditas diperdagangkan. Salah satu cabang ilmu analisis teknikal pun berkembang dari perdagangan beras di Jepang, yaitu analisa teknikal candlestick.
Pasar perdagangan berjangka komoditi menggolongkan jenis komoditi ke dalam dua golongan, yaitu soft-commodity, komoditas yang berupa produk agrikultur seperti gandum, jagung, kopi, CPO (crude palm oil), coklat, gula dan hard commodity, komoditas yang berupa produk pertambangan seperti besi, nikel, emas, perak, platinum.
Kontrak futures pertama
Jika berbicara tentang pasar perdagangan berjangka komoditi pertama di dunia yang sudah terstruktur maka CBOE (Chicago Board of Trade) muncul sebagai pasar perdagangan berjangka pertama yang berdiri pada tahun 1864. Pada saat itu kontrak perdagangan dilakukan oleh petani gandum, secara teknis petani gandum dan pembeli gandum akan melakukan perjanjian kontrak yang sedikit banyak berkata bahwa petani gandum akan mengantarkan hasil panennya sebanyak (contoh) 1,000 gantang.
Petani gandum dan pembeli gandum akan menandatangani kontrak dan menyetujui nilai beli/jual gandum, setelah itu pada jangka waktu yang sudah ditentukan oleh kontrak maka petani gandum akan membawa hasil panennya dan dibayar sesuai kontrak.
Mengapa petani memilih untuk menjual gandumnya dengan futures?
Pertanyaan ini merupakan dasar dari mengapa kontrak futures muncul, pada masa itu hasil panen bisa beragam dan jika terjadi panen raya atau tiba-tiba terjadi politik permainan harga oleh pembeli maka petani tidak dapat berbuat banyak selain menerima penawaran harga yang sangat rendah. Tentunya hal ini sangatlah merugikan petani dan menguntungkan pembeli.
Dengan adanya kontrak, hal ini menjamin harga gandum yang dijual oleh petani tidak terkena penurunan harga yang sangat drastis. Dilihat dari sisi pembeli, kontrak inipun tidak merugikan karena jika terjadi kenaikan harga gandum yang sangat tinggi maka pembeli dapat terlindungi dari kenaikan harga itu.
Produk derivatif
Sesungguhnya jika ditelisik lebih jauh, maka perdagangan derivatif pertama bukanlah yang ada di pasar Jepang maupun pasar Amerika, namun perdagangan yang sempat mengguncang perekonomian dunia pada masa keemasan Belanda. Pada masa itu terjadi peristiwa yang dinamakan tulip mania, di mana sebuah bunga tulip dijadikan acuan dalam kontrak perdagangan. Kenaikan harga tulip yang sangat tinggi menyebabkan banyak kontrak yang diperdagangankan, akan tetapi kenaikan itu tidak bertahan lama dan dengan seketika menyapu bersih kekayaan kaum borjuis dan juga ekonomi dari Belanda pada saat itu.
Banyak penulis yang mengatakan bahwa kontrak spekulasi muncul pertama kali pada jaman itu dan merupakan jaman yang penuh dengan keserakahan akibat spekulasi.
Risiko perdagangan berjangka komoditi
Sebagai seorang trader yang ingin terjun ke perdagangan berjangka komoditi tentunya membaca cerita tentang kontrak perdagangan tulip, trader dapat memahami bahwa pasar futures memiliki risiko yang sangat tinggi dan juga reward yang sangat tinggi bagi para spekulan. Bagi para spekulan yang sudah masuk pada awal kenaikan harga tulip dan menjualnya pada harga puncak, tentunya hal itu merupakan kabar gembira. Akan tetapi bagi spekulan yang masuk pada tahap di mana harga merupakan harga tertinggi dan tiba-tiba terjun bebas, hal itu merupakan sebuah malapetaka.
Terlalu banyak cerita di berbagai macam pasar yang menakutkan di mana para trader yang pemula masuk ke pasar kemudian tidak lama kemudian keluar dalam keadaan kehilangan seluruh harta miliknya. Maka bagi trader yang benar-benar ingin memasuki pasar perdagangan berjangka komoditi disarankan untuk benar-benar berhati-hati.
Kontrak perdagangan pada pasar berjangka hanya mewajibkan pembeli kontrak menyetorkan dana 5-10% dari nilai kontraknya. Misalkan harga minyak sebesar $30 maka nilai 1 kontrak (1,000 barel) akan bernilai 10% x $30 x 1,000 = $3,000 (catatan: persentase dari nilai kontrak akan ditentukan oleh broker yang dipilih). Hanya dengan dana $3,000 trader dapat mengendalikan kontrak minyak senilai $30,000. Banyak trader yang lengah karena nilai kontrak ini yang mengakibatkan kerugian besar ketika kontrak telah bergerak sampai titik di mana kerugian mencapai $3,000. Saat kerugian mendekati $3,000 maka broker akan melakukan penjualan paksa.
Index perdagangan berjangka
Sebagai trader, ada beberapa index yang diikuti oleh pasar internasional. Index ini disusun dari berbagai macam kombinasi instrumen keuangan yang digunakan untuk mengestimasi trend yang sedang berlangsung di dalam pasar. Contoh index yang banyak diikuti:
Pasar perdagangan berjangka komoditi manakah yang terbaik untuk diperdagangkan?
Banyak pilihan bagi trader dan semakin banyak pilihan maka semakin sulit untuk menentukan pasar manakah yang cocok untuk ditradingkan. Untuk menjawab pertanyaan ini, maka trader disarankan untuk melakukan demo trading terlebih dahulu pada masing-masing instrumen yang tersedia. Umumnya broker akan menyediakan hampir seluruh instrumen komoditi sehingga tidak perlu berpindah-pindah broker untuk mengetes seluruh instrument komoditi.
Sebagai acuan, umumnya pada pasar komoditi, pasar yang paling aktif adalah pasar perdagangan emas, perak, kemudian minyak.
Setelah menentukan pasar yang diinginkan, kunci untuk memperoleh profit pada pasar komoditi salah satunya adalah memiliki sumber berita dan mengetahui Negara yang paling banyak menggunakan komoditi yang diperdagangankan.
Misalkan untuk menganalisa harga emas, maka trader akan memperhatikan nilai perdagangan pengkonsumsi terbesarnya yaitu India dan China. Sedangkan untuk pasar minyak trader akan memantau Negara-negara yang terlibat di dalam OPEC, Rusia, China dan Amerika Serikat. Kembali kepada prinsip ekonomi yang paling dasar, barang komoditas jumlahnya terbatas dan semakin sedikit jumlah komoditas yang diproduksi serta jumlah permintaan yang meningkat akan menyebabkan harga naik.
Catatan tambahan:
Pasar perdagangan berjangka memiliki tingkat volume yang terbatas dan jika volume menipis akan menyebabkan spread bid dan ask dari harga komoditi yang diperdagangan melebar sehingga tidak cocok untuk dilakukan transaksi jangka pendek.
Trader yang ingin melakukan transaksi jangka pendek seperti day trading disarankan untuk memilih instrumen yang memiliki jumlah volume perdagangan yang cukup untuk terhindar dari peristiwa tidak dapat menjual posisinya.